Inilah politik di negeri Indonesia. Menurut saya, wajar jika politik ada
yang pro dan ada yang kontra. Ketika berita seputar Jokowi menjadi
CaPres pada pemilu 2014, ada kalangan yang setuju ada pula yang tidak.
Saat ini memang Jokowi masih menjabat sebagai Gubernur Jakarta. Wajar
saja jika ada beberapa yang tidak setuju dengan keputusannya yang
menjadi CaPres di Pemilu 2014. Jokowi adalah CaPres dari partai PDIP
nomor urut 4.
Jumat kemarin tanggal 14 Maret 2013, sekitar pukul 3 sore, Gubernur
Jakarta, Joko Widodo alias Jokowi, mengumumkan kepada media bahwa beliau telah
diberi mandat oleh Ketua Umum Partai PDI-P, Megawati Soekarnoputri, untuk maju
sebagai capres. Dan setelah Jokowi sendiri mengakhiri kalimatnya dengan
menyatakan, ‘Bismillah, saya siap’, maka dengan demikian mantan Walikota Solo
ini resmi mencalonkan diri sebagai Presiden di Pilpres tahun 2014 yang akan
digelar sebentar lagi. Daaaan ternyata.. para investor pasar modal menanggapi
kabar ini dengan sangat antusias! Hanya satu atau dua menit setelah pencapresan
Jokowi diumumkan, IHSG melaju dengan sangat kencang hingga secara dramatis
ditutup menguat 3.2 persen! Atau tertinggi sepanjang tahun 2014, padahal
sebelumnya IHSG sempat turun hingga 1%.
Kenaikan dramatis IHSG di menit-menit terakhir perdagangan, sesaat setelah Jokowi resmi nyapres |
Penulis sendiri pada Jumat sore tersebut banyak menerima telepon, SMS, BBM
(you name it) yang ‘melaporkan’ soal kenaikan indeks diatas, dan seperti biasa
penulis tidak terlalu peduli soal itu. Namun ketika disebutkan bahwa Jokowi
resmi mencalonkan (atau dicalonkan) sebagai Presiden, maka terus terang penulis
merasa antusias juga.
Sebab Jokowi memang spesial, dan saya tidak mengada-ngada. Sebagai warga
Jakarta, penulis merasakan banyak sekali perubahan positif sejak duet
Jokowi –
Ahok resmi memimpin Jakarta pada penghujung tahun 2012 lalu, dibanding
ketika
Jakarta dipimpin oleh Foke selama lima tahun sebelumnya. Yang paling
terasa
adalah sarana transportasi massal yang jauh lebih baik. Kalau dulu
penulis naik
busway nunggunya lama setengah mati, dan setelah naik pun rasanya
seperti
kambing kejepit, maka sekarang penulis sangat menikmati sarana
transportasi
massal tersebut, atau Kopaja AC, dan praktis hampir tidak pernah
mengeluh soal kemacetan lagi. Termasuk, penulis sekarang bisa dengan
mudah menemui bapak-bapak atau
ibu-ibu dengan pakaian yang rapih dan berkacamata didalam bis
TransJakarta, yang kalau dari
penampilannya tampak jelas bahwa ia sebenarnya bisa saja bawa mobil
sendiri,
namun ia bersedia untuk beralih menggunakan busway.
Dan kalau anda mau perpanjang KTP di kantor kelurahan, maka sekarang ini
pelayanannya telah jauh lebih profesional dan juga tanpa pungli, termasuk pada
pukul 8 pagi kantor-kantor kelurahan (atau kecamatan, dan kotamadya) sudah
dipenuhi para PNS yang datang tepat waktu, padahal biasanya mereka malas minta
ampun, kadang-kadang malah gak masuk kerja, melainkan entah pergi kemana.
Penulis kebetulan belum pernah ke kantor kelurahan disini, namun testimonial
soal itu bisa dibaca di banyak forum-forum di internet.
Sementara sebagai pelaku ekonomi, dalam hal ini investor pasar saham, penulis
tentu saja mengharapkan kondisi makroekonomi nasional yang stabil dimana itu
hanya bisa dicapai jika negara ini dikelola oleh orang-orang yang bisa dipercaya. Yap, kurang lebih sama seperti
kalau anda mau invest di saham perusahaan tertentu, maka perusahaan tersebut
haruslah dikelola oleh manajemen yang jujur dan bisa dipercaya. Kualitas serta
kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan tentu saja harus juga
diperhatikan, namun integritas adalah
hal yang paling utama.
Dan Jokowi adalah representasi dari ‘orang-orang yang bisa dipercaya’
tersebut. Melihat wajah tirus serta model tubuhnya yang kurus kering saja,
hampir mustahil untuk membayangkan bahwa Jokowi akan korupsi, punya istri muda,
atau pacaran dengan artis. Jokowi juga sosok sederhana yang bahkan tidak
mengenakan jam tangan, dan selalu mengenakan baju kemeja yang itu-itu saja.
Sementara masyarakat, termasuk juga kaum pengusaha (yang tentu saja mampu
melihat sosok pemimpin dari kemampuan serta integritasnya, bukan sekedar
pencitraan belaka), juga bisa melihat hal tersebut. Hanya dalam waktu kurang
dari dua tahun sejak beliau menjabat Gubernur DKI, berbagai bentuk kepercayaan
terus berdatangan, seperti sumbangan bis TransJakarta, truk sampah, hingga
bantuan untuk korban banjir. Anda tahu, kalau dengan gubernur-gubernur
sebelumnya, masyarakat kelas menengah keatas ini (para pengusaha) sudah pasti
malas untuk menyumbang sesuatu, karena ketika mereka bertemu secara face to face dengan sang Gubernur,
mereka akan langsung bisa menyimpulkan bahwa Gubernur tersebut tidak bisa
dipercaya, dimana sumbangan yang mereka berikan kemungkinan hanya akan dimakan
oleh si gubernur itu sendiri serta kroni-kroninya.
Balik lagi ke soal makroekonomi. Kita tahu bahwa hingga hari ini, yakni
enam belas tahun sejak peristiwa reformasi, Indonesia masih dikelola oleh segerombolan
politisi yang korup dan tidak amanah, namun toh pertumbuhan ekonomi kita tetap
tumbuh dan kesejahteraan masyarakat terus meningkat. Indonesia adalah seperti
perusahaan consumer goods yang memiliki prospek cerah karena bisnisnya memang mudah,
sehingga kinerja yang dihasilkan tetap baguuuss.... namun kurang maksimal,
karena perusahannya dipegang oleh manajemen yang amburadul.
Jadi jika ‘manajemen’ ini kita ganti melalui RUPS (baca: Pemilu), dimana
para pemegang saham (baca: rakyat) memilih direktur utama (baca: Presiden) yang
baru, yang jauh lebih kompeten dan lebih bisa dipercaya dibanding direktur sebelumnya,
maka bagaimana kira-kira dampaknya terhadap perusahaan (baca: negara)?
Dan hal itulah yang kemudian menyebabkan IHSG naik sangat tinggi sesaat
setelah Jokowi resmi menjadi capres, karena jika dibanding dengan
capres-capres
lainnya, Jokowi adalah satu-satunya capres yang memiliki kriteria ‘bisa
dipercaya’ seperti yang sudah kita bahas diatas. Sebab, anda tidak
mungkin
mempercayakan negara ini kepada tukang goreng saham, pemain sinetron,
atau penyanyi dangdut bukan? Jadi ada ekspektasi, ada harapan bahwa
Indonesia akan tumbuh
lebih baik, khususnya perekonomiannya, jika negara ini dipimpin oleh
pemimpin
berintegritas, seperti Jokowi. Dan jika suatu negara sudah memiliki
iklim
ekonomi dan investasi yang lebih baik, maka bagaimana dengan kinerja
perusahaan-perusahaan didalamnya? Sudah tentu, kemungkinan akan menjadi
lebih
baik juga.
Dan sekali lagi, berbagai ekspektasi inilah yang menyebabkan IHSG seketika
mengalami euforia, yang terutama didorong oleh saham-saham blue chip, ketika
Jokowi resmi menjadi capres.
It’s merely an expectation!
However, ingat bahwa yang menyebabkan indeks naik adalah karena adanya ekspektasi bahwa dibawah Jokowi, perekonomian
Indonesia akan membaik dan seterusnya, namun perekonomian Indonesia belum
benar-benar membaik seperti yang diekspektasikan. In fact, juga tidak ada jaminan bahwa Jokowi akan
sukses membawa perbaikan bagi Indonesia. Dan yang lebih penting lagi, Jokowi
kan baru resmi nyapres? Bukan resmi dilantik menjadi Presiden! Tidak ada
jaminan bahwa Jokowi akan dengan mudah memenangkan pilpres nanti, karena toh
para capres-capres yang lain juga bukannya tanpa pendukung.
Selain itu, kita juga bisa melihat bahwa pencapresan Jokowi ini segera menimbulkan
pro dan kontra. Jangan dikira semua orang di Indonesia mendukung Jokowi sebagai
Presiden! Karena masih banyak juga hal-hal yang menghambat langkah beliau ke
kursi nomor satu RI, seperti tugasnya di Jakarta yang sama sekali masih belum
selesai, adanya tuduhan pencitraan dan ‘boneka’ konglomerat, posisi
Jokowi yang masih dibayang-bayangi Megawati dan kepentingan politik partai PDI-P, dan
seterusnya. Intinya sekali lagi, Jokowi belum tentu menang Pilpres, dan penulis
kira tidak seperti capres lain yang berambisi ‘Saya harus menang!’, Pak Dhe
Jokowi sendiri pun tidak terlalu mempemasalahkan hal tersebut (tapi justru ini
yang membuat kita semakin menyukai beliau).
Jadi pada akhirnya, seperti yang sudah disebut diatas, kenaikan IHSG
hanyalah didorong oleh ekspektasi, dan bukan karena value indeks itu sendiri benar-benar naik. Dan berdasarkan
pengalaman, kenaikan seperti ini biasanya akan berbalik arah alias turun kalau
ekspektasi tersebut menguap alias dilupakan orang seiring dengan berjalannya
waktu, atau lebih buruk lagi, ekspektasi tersebut kemudian terbukti hanya
merupakan ekspektasi belaka, alias tidak menjadi kenyataan. Ingat bahwa IHSG
hanya bisa naik sampai ke posisi tertentu, kemudian stay di posisi tersebut alias nggak turun-turun lagi, jika
kenaikannya tersebut didukung oleh faktor fundamental, alias peningkatan
kinerja riil dari para emiten-emiten didalamnya.
Tapi biasanya pula, ketika indeks naik signifikan untuk pertama kalinya maka
dia tidak akan langsung turun, sama seperti sebaliknya ketika indeks anjlok
lebih dari 3% dalam sehari maka dia tidak akan langsung rebound. Jadi bagi anda
para trader, maka kesempatan untuk ber-euforia mungkin masih terbuka hingga beberapa
hari kedepan.
However, jika anda termasuk value investor, maka jika pada tanggal 22 Februari lalu penulis masih memutuskan untuk meng-hold saham-saham yang dipegang, maka untuk saat ini saya mulai mempertimbangkan untuk keluar dulu, namun tentunya sambil terus lihat-lihat kondisi pasar. Ingat bahwa hanya karena kita mencatatkan kinerja portofolio yang bagus di sepanjang bulan-bulan pertama di tahun 2014 ini, maka itu bukan berarti kita akan mencatatkan kinerja yang sama bagusnya di bulan-bulan berikutnya nanti. Anda tentu masih ingat kejadian tahun 2013 kemarin bukan?
However, jika anda termasuk value investor, maka jika pada tanggal 22 Februari lalu penulis masih memutuskan untuk meng-hold saham-saham yang dipegang, maka untuk saat ini saya mulai mempertimbangkan untuk keluar dulu, namun tentunya sambil terus lihat-lihat kondisi pasar. Ingat bahwa hanya karena kita mencatatkan kinerja portofolio yang bagus di sepanjang bulan-bulan pertama di tahun 2014 ini, maka itu bukan berarti kita akan mencatatkan kinerja yang sama bagusnya di bulan-bulan berikutnya nanti. Anda tentu masih ingat kejadian tahun 2013 kemarin bukan?
At the end, penulis mengucapkan selamat bagi anda yang selama ini berharap
bahwa Jokowi akan menjadi Presiden RI yang baru, karena kini harapan anda
tersebut berpeluang untuk menjadi kenyataan. Melalui kolom komentar dibawah,
anda bisa menyampaikan pandangan anda terkait pencapresan Jokowi tersebut,
termasuk akan seperti apa Indonesia, khususnya IHSG, jika beliau pada akhirnya
benar-benar terpilih sebagai Presiden.
Disisi lain bagi anda tidak setuju dengan majunya Jokowi sebagi capres,
maka anda juga bisa menyampaikan pandangan anda melalui kolom komentar
dibawah ini, kalau
bisa dengan menyebutkan nama anda dalam komentar tersebut.
Komentar saya, yang terlihat dan terdengar oleh saya bahwa selama
Jakarta ditangani oleh beliau, Jakarta menjadi (agak) lebih baik. Ke
dalamnya saya tidak tahu. Jadi, jika beliau bisa menangani Jakarta yang
beliau atur selama kurang lebih 1,5 tahun, tidak masalah jika beliau
maju menjadi CaPres pada pemilu nanti. Jika Jakarta bisa, pasti
Indonesia juga bisa dibuat yang lebih baik lagi. Ini menurut saya jika
harus berkomentar seputar JKW4P.
0 komentar:
Posting Komentar